Pages

Minggu, 07 Juni 2009

Mempercepat Booting Windows Vista

Banyak orang menganggap Windows Vista itu terlalu berat, baik di sisi kebutuhan hardware-nya ataupun kinerjanya apabila diinstal di computer kelas menengah. Yang kami maksud berat itu juga termasuk proses booting yang lama. kita akan mencoba mengakselerasi proses booting Windows Vista. Buat yang sudah menginstal Vista dikomputernya, cobalah iseng-iseng menghitung waktu booting antara Windows Vista dan Windows XP. Pasti lebih cepat Windows XP kan, apalagi kalau di-tweak dengan menggunakan Bootvis, pasti tambah kencang tuh. Kenapa Windows Vista booting-nya lebih lama? Padahal antara Windows 2000 dengan XP, lebih cepat XP. Secara logika antara XP dengan Vista seharusnya lebih cepat Vista kan?. Hal itu disebabkan Vista membutuhkan kebutuhan sistem yang lebih tinggi dari XP, dan saat booting banyak sekali komponen sistem yang baru, dan driver baru turut di-loading. Selain itu, dengan adanya fitur-fitur baru yang kaya akan efek, artinya OS lebih dibebani dan hardware harus bekerja lebih keras. Dan ini langkah demi langkah bagaimana agar Vista booting lebih cepat dari XP. Apalagi untuk Anda yang memiliki hardware minimum untuk Vista, sepertinya langkah-langkah ini akan sangat berguna.

Setting BIOS
Dalam melakukan tweaking yang berkaitan dengan kecepatan suatu komponen, umumnya pengaturan BIOS pasti terlibat di dalamnya. Hal ini dikarenakan BIOS bertindak sebagai pengendali utama hardware, di mana semua pengaturan yang bersifat low level dilakukan dari dalam situ.

Mengubah Urutan Boot
Saat pertama dihidupkan, komputer sudah diatur agar langsung mencari dimana media penyimpanan yang menyimpan file yang diperlukan untuk boot. File tersebut bisa saja terdapat di floppy, CD/DVD ROM, flash disk, atau harddisk. Lalu, apa keuntungan dari mengubah urutan boot? Bila Anda mengubahnya agar harddisk adalah tempat pertama yang harus dicari, maka Anda bias menghemat waktu sekian detik, bukan? Karena buat apa mencari-cari ke tempat penyimpanan lain, kalau yang sebenarnya dicari ada di harddisk. Untuk mengubah urutan boot atau boot sequence, beginilah caranya:

1. Saat komputer pertama dinyalakan, masuk ke BIOS dengan menekan tombol Del atauF2, atau tombol yang lain. Setiap motherboard menggunakan tombol yang berbeda untuk masuk ke BIOS, tapi umumnya dua tombol itulah yang sering dipakai.
2. Cari menu Boot, dan pastikan bahwa yang ada di urutan pertama adalah harddisk. Jika Anda kebetulan memiliki dua harddisk, jadikan harddisk yang ada OS-nya menjadi urutan pertama atau paling atas.
3. Simpan setting-an BIOS, dan keluar

Manfaatkan Quick Boot
Selain mencari lokasi boot, saat kali pertama dinyalakan, komputer akan memeriksa semua hardware yang ada dan menghitung memory. Sewaktu memeriksa memory, pada umumnya komputer membutuhkan waktu yang Anda, BIOS tidak akan mengetahuinya. Seandainya sistem Anda menjadi lama, apalagi bila memory yang ada berkapasitas besar. Sebagai contoh, memory tidak stabil seperti terjadi crash, bahkan tidak mau booting, atau memory 512 MB akan dihitung dalam waktu kurang lebih 3 detik. Selain menghitung Anda dicuriga tidak beres, maka matikan dulu Quick Boot. memory, komputer juga memeriksa semua hardware yang ada untuk memastikan semua berjalan dengan baik. Pemeriksaan secara menyeluruh ini sebenarnya tidak dibutuhkan, jika kita yakin bahwa semua hardware yang kita miliki dalam kondisi sempurna. Oleh karena itu, pada kebanyakan BIOS menawarkan fitur bernama Quick Boot. Fitur ini membuat user bisa mematikan pemeriksaan menyeluruh tersebut. Caranya:

1. Masuk ke BIOS, dan cari menuAdvanced BIOS Featureatau menu Boot. LokasiQuick Bootbisa berbeda-beda di tiap BIOS.
2. Ubah status Quick Boot menjadi Enable.
3. Simpan setting-an BIOS, dan keluar.

Efek samping dari Quick Boot adalah jika terjadi sesuatu pada memory anda, BIOS tidak akan mengetahuinya. Seandainya system anda menjadi tidak stabil seperti terjadi crash, bahkan tidak booting atau memory anda dicurigai tidak beres, maka matikan dulu Quick Boot.

Modifikasi Boot OS

Windows Boot Manager
Apabila ada OS lain selain Vista di komputer Anda, maka Anda harus berhadapan dengan Windows Boot Manager (WBM) yang secara default akan diinstal oleh Vista. Secara default, WBM akan memberikan waktu 30 detik bagi Anda untuk memilih OS yang ingin dijalankan. Bila 30 detik itu berlalu tanpa ada pilihan, maka WBM akan langsung memilih OS yang dijadikan default. Daripada harus menunggu 30 detik berlalu dengan sia-sia, kenapa tidak kita ubah saja 30 detik itu menjadi lebih singkat. Tapi sebelum kita melakukan perubahan apapun pada WBM, ada baiknya agar kita mem-backup-nya dulu dengan menggunakan Boot Configuration Data Editor (BCDE). Tujuannya adalah agar bila terjadi sesuatu dengan WBM, bisa dikembalikan seperti keadaan semula. Beginilah cara backup-nya:

1. Anda harus berperan sebagai administrator, kemudian di command prompt yang diakses melalui Start, Accesories, Command Prompt, tulis bcdedit /export “C:\Backup File”.
2. Jika terjadi masalah dan ingin mengembalikannya ke keadaan semula, tinggal ganti dengan bcdedit /import“C:\Backup File”.

Sekarang kita kembali ke tujuan awal tadi, yakni mengurangi waktu 30 detik. Tujuannya 0apabila tidak ada OS yang dipilih, maka OS yang menjadi default akan bisa cepat dipilih, dan waktu booting menjadi lebih singkat.

1. Klik msconfig Start., di dalam kotak Start Search dengan
2. Dalam System Configuration pilih tab Boot, lalu didalam Timeout isi dengan nilai yang Anda inginkan Saran syah cobalah antara 2-5. Semakin kecil nilainya, pemilihan OS default akan semakin cepat, tapi juga lebih menyulitkan apabila ternyata OS default itu bukanlah OS yang saat itu sedang tidak ingin dipilih.
3. Klik OK

Nilai Timeout telah diubah, dan kini menu boot sudah ditampilkan dalam waktu lebih singkat. Memang ini adalah tip yang sangat sederhana, tapi akan sangat membantu apabila Anda menggunakan lebih dari satu OS. Trik selanjutnya adalah men-disable layar boot. Tidak seperti Windows XP dan Windows versi sebelumnya, Vista memiliki tampilan layar booting dalam resolusi tinggi. Di sisi visual atau estetika memang terlihat sangat apik dan menarik. Tapi bila dilihat dari sisi performa, justru bisa dibilang malah memperlambat proses boot. Oleh karenanya, kenapa tidak kita “babat” saja layar boot itu, demi mendapatkan potongan boot beberapa detik. Caranya:

1. Masih dalam tab Boot, beri centang No GUI boot
2. Klik OK, kemudian restart PC Anda.

VistaBootPro
Setelah Timeout dipercepat, akan tambah bagus lagi apabila OS yang sering Anda pakai dijadikan OS default. Karena begitu timeout selesai, WBM akan langsung me-load OS yang yang akan dipakai. Untuk memilih OS mana yang akan dijadikan default, kita butuh sebuah aplikasi freeware bernama VistaBootPRO.

1. Download VistaBootPRO dari www.pro-networks.org/vistabootpro/ sebesar 1,5 MB.
2. Instal seperti biasa, dan jalankan melaluiStart menu.
3. Di VistaBootPRO, pilihManage OS Entries. Apabila ada lebih dari satu OS, maka pilihlah OS yang sering Anda pakai, dan akan dijadikan default.
4. Beri tanda centang padaSet as Default, lalu klik Sedikit informasi tambahan, Anda juga bisa mengubah nilai timeout seperti yang kita lakukan kali pertama tadi melalui VistaBootPRO ini. Di Manage OS Entries, cari Current boot timeout, dan ubah nilainya sesuai seperti yang tadi kami beritahukan.

Disable Hardware yang Tidak Dibutuhkan
Salah satu momen yang cukup menghabiskan porsi waktu saat booting adalah prosesloading driver. Setiap driver untuk setiap hardware harus di-loading, dan kemudian dimulai oleh OS saat boot. Masalahnya adalah tidak semua hardware yang ada di komputer selalu dipakai. Di saat Windows harus me-load semua hardware yang ada, padahal belum tentu dibutuhkan, maka performanya akan menurun. Walaupun Vista lebih pintar dalam cara me-load driver dibanding Windows versi sebelumnya, namun tetap saja proses loading-nya akan memakan waktu. Di Windows sebelum XP hadir, sistem akan me-load satu hardware terlebih dahulu, kemudian yang lain akan menyusul secara serial. Nah, apabila ada satu hardware yang membutuhkan waktu lama dalam meload driver-nya, maka akan menambah lama waktu booting nya, karena harus menunggu satu driver tersebut selesai di-load terlebih dahulu. Windows Vista memiliki cara yang sama dengan XP dalam me-load driver. Bukan dalam serial, tapi mereka melakukannya secara paralel sehingga boot menjadi lebih cepat. Namun di Vista, ada lebih banyak driver yang harus di-load, dan akan selalu memiliki potensi memperlambat boot. Berikut adalah cara men-disable hardware yang tidak dibutuhkan:

1. Dalam kotak Search di Start menu, ketikkan devmgmt.msc.
2. SetelahDeviceManagermuncul, Anda bisa memilih hardware mana saja yang ingin di-disable. Caranya dengan mengklik kanan nama hardware-nya, lalu pilih Disable. Pada pilihan yang muncul pilih Yes.
3. Untuk mengenablekan kembali hardware yang disable, lakukan cara yang sama, dan pilih Enable

Sedikit info di Device Manager Vista, hardware yang di disable memiliki icon tanda panah ke bawah. Sedangkan hardware yang memiliki icon tanda tanya atau tanda seru berarti memiliki masalah, atau tidak di-setup secara benar.

Hardware Mana yang Harus di-disable
Setiap user memiliki kebutuhan hardware yang berbeda, dan belum tentu semuanya dimanfaatkan. Alangkah bermanfaatnya apabila Anda mengetahui hardware mana yang harus di-disable, dan mana yang tidak. Berikut adalah beberapa hardware yang pada umumnya lebih baik di-disable, karena jarang atau tidak pernah digunakan:

* Network adapter: di notebook, biasanya ada dua buah perangkat network. Jika salah satunya di-disable, tentunya akan memberi Anda pengurangan waktu booting.
* FireWire: hardware ini hanya dipakai saat ingin menghubungkan komputer dengan perekam video digital, seperti handycam atau camcorder. Jika Anda merasa tidak memilikinya, kenapa tidak di-disable saja.
* Biometrics: pada beberapa notebook terbaru, biasanya dilengkapi dengan perangkat sensor biometrik, misalnya scanner untuk sidik jari. Bila Anda merasa tidak butuh fitur keamanan itu, disable saja.
* Modem: bila di kantor Anda menggunakan koneksi broadband yang terhubung melalui LAN, maka modem sudah tidak dibutuhkan lagi, kan? Maka dari itu, disable saja. Seandainya suatu saat dibutuhkan lagi, tinggal di-enable saja lagi.
* TPM security chip: TPM (Trusted Platform Module) adalah chip yang dipakai untuk menyimpan kunci enkripsi yang dipakai misalnya untuk enkripsi harddisk. TPM biasanya terdapat di notebook kelas high-end. Jika fitur ini tidak digunakan, Anda bisa men-disable-nya.
* Multimedia: komputer Anda pasti memiliki banyak perangkat multimedia, apalagi komputer baru. Di Device Manager, coba lihat ke bagian “Sound, video, and game controller”. Di sana pasti terdapat banyak sekali perangkat yang harus di-load saat boot. Nah, perangkat multimedia yang paling jarang dipakai adalah game port atau MIDI device. Untuk game port tidak dipakai, karena joystick game saat ini sudah menggunakan port USB. Sedangkan MIDI hanya dipakai jika Anda memiliki perangkat keyboard (alat musik) MIDI.
* PCMCIA: Hardware ini banyak dipakai untuk keperluan expansion atau adapter pada notebook. Misalnya untuk expansion Wi-Fi, modem, dan lain-lain. Pada kenyataannya, notebook keluaran terbaru sudah banyak yang memiliki perangkat-perangkat tersebut dalam bentuk built-in. Jadi bila tidak digunakan, PCMCIA merupakan salah satu perangkat yang aman untuk di-disable.

Peringatan: jangan men-disable hardware yang berada di bagian Disk Drives, Computer, Display Adapters, IDE Disk Controllers, dan System. Semua hardware ini sangat vital bagi OS.


Buang Font yang Tidak Dipakai
Windows Vista memiliki lebih dari 200 fon tpada waktu baru diinstal. Dari ke-200 font itu, padahal sebenarnya hanya beberapa saja yang dipakai untuk keperluan sehari-hari. Ingat, semakin banyak font yang diinstal, maka semakin lama proses boot akan berjalan. Hal ini disebabkan karena sistem harus me-load dan mengindeks tiap font. Cara yang paling mudah untuk membuang font yang tidak dibutuhkan adalah menghapusnya langsung dari folder C:\Windows\Fonts. Tapi tentu saja menghapus font langsung memiliki risiko, apabila ternyata ada aplikasi yang membutuhkannya, Anda tidak memiliki font-nya lagi. Maka dari itu cara yang paling aman adalah memindahkannya ke folder lain. Dengan alasan apabila ternyata font yang dipindahkan masih dibutuhkan, maka Anda mempunyai backup-nya. Ada yang cukup unik mengenai folder Fonts. Anda tidak bisa melakukan copy/cut paste begitu saja seperti folder lain pada umumnya. Cara yang paling mudah melakukannya adalah melakukan seleksi pada font yang ingin dipindahkan, sembari menekan tombol, kemudian di-drag ke folder lain sesuka Anda. Setelah itu, font yang tadi diseleksi tinggal dihapus saja.

Disable Service yang Tidak Dipakai
Service adalah aplikasi yang berjalan secara kontinyu di background,begitu komputer mulai masuk ke Windows. Banyak sekali service yang dijalankan oleh Windows, dan menyediakan fungsi dasar sistem. Tapi setiap service yang jalan di background juga memakan resource komputer, seperti memory dan processor. Begitu juga dengan proses booting, saat booting service tersebut harus di-load satu per satu. Buat yang belum tahu di mana letak konfi gurasi service, silakan buka kembali System Configuration melalui perintah msconfig. Buka tab Services, dan di situ Anda bisa melihat service mana saja yang dijalankan. Sebelum men-disable service yang tidak dibutuhkan, ada baiknya Anda memahami dulu fungsi dari beberapa service yang ada:

* Application Experience: menyediakan cache yang kompatibel dengan aplikasi lama. Service ini bisa di-disable, tapi lebih disarankan untuk di-enable.
* Application Information: mengizinkan Anda untuk menjalankan aplikasi dengan hak administrator. Tetap enable-kan service ini.
* Background Intelligent Transfer: mentransfer data di background saat koneksi tidak dipakai. Salah satu kegunaan service ini adalah men-download update Windows. Jadi bila Anda tidak dalam keadaan online dan Windows Update di-disable, maka disable juga service ini.
* Base Filtering Engine: menyediakan dukungan untuk firewall, Ipsec dan fi ltering. Jika tidak berada dalam jaringan, matikan saja.
* Bluetooth Support: dari namanya sudah jelas, yaitu dukungan untuk perangkat Bluetooth. Jika tidak dipakai atau tidak punya perangkat Bluetooth, sangat dianjurkan untuk di-disable.
* COM+ Event System: menyediakan notifikasi pada objek COM. Sebaiknya Anda melakukan sedikit eksperimen dengan beberapa aplikasi, sebelum men-disable-nya.
* DCOM Server Process Launcher: memulai proses DCOM. Beberapa service bersifat kritikal juga menggunakan DCOM Server Process Launcher untuk memulainya. Jadi lebih baik di-enable.
* Desktop Windows Session Manager: service yang berada di balik tampilan Vista yang seperti kaca. Jika hardware Anda tidak mendukung fitur ini, matikan saja.
* Diagnostic Policy: menyediakan monitoring masalah dan troubleshooting komponen. Jika Anda merupakan pengguna yang cukup mahir, maka service ini boleh di-disable.
* Distributed Link Tracking Client: dipakai untuk me-link file NTFS melalui jaringan. Service ini jarang dimanfaatkan, jadi sebaiknya di-disable.
* DNS Client: menyediakan kemampuan untuk mengubah sebuah alamat website menjadi alamat IP yang dibutuhkan oleh browser dan tool Internet lainnya. Bila komputer tidak terhubung ke jaringan apapun, disable saja.
* Function Discovery Provider Host: melakukan host pada service lain yang mencari perangkat lain melalui jaringan, contohnya Media Center Extender. Service ini jarang dipakai, disable saja.
* Group Policy Client: bertanggung jawab dalam mengaplikasikan setting domain policy. Service tidak bisa di disable.
* IP Helper: menyediakan koneksi IP v6 melalui jaringan IP v4. Disable service ini, apabila jaringan Anda menggunakan IP v4.
* Multimedia Class Scheduler: membantu aplikasi multimedia dengan memprioritaskan CPU untuk memproses multimedia. Sebaiknya di-enable apabila Anda banyak memakai keperluan multimedia.
* Network connections: menyediakan GUI untuk mengatur semua koneksi jaringan. Bila di-disable maka Network & Sharing Center tidak akan berjalan, maka lebih baik di-enable.
* Offl ine Files: menyediakan pengoperasian file offline diWindows Explorer. Silakan disable jika tidak digunakan.
* Plug and Play: mengizinkan komputer secara otomatis mendeteksi dan mengonfi gurasi hardware. Dibutuhkan oleh beberapa service, jadi sebaiknya di-enable.
* Portable Device Enumerator: menyediakan dukungan untuk perangkat penyimpanan portabel, agar bisa berkomunikasi dengan komponen Windows lain seperti Windows Media Player. Service ini aman untuk di-disable, saat tidak dibutuhkan.
* Print Spooler: mengizinkan Anda untuk menyimpan service print ke memory sehingga proses cetak bisa menjadi lebih cepat. Service ini bisa di-disable, tapi kadang dapat mempengaruhi proses cetak.
* Remote Procedure Call: bertanggungjawab untuk komunikasi antara komponen COM. Tidak bersifat kritis, tapi dipakai oleh banyak service Windows lain. Direkomendasikan agar tidak di-disable.
* Security Center: memantau semua aplikasi yang berkaitan dengan sekuriti. Service ini kadang cukup menyebalkan, karenanya bisa di-disable.
* Task Scheduler: menjadwalkan proses mana yang harus dijalankan pada saat-saat tertentu di background. Direkomendasikan agar tetap enable.
* WebClient: menyediakan dukungan untuk protocol WebDAV, agar bisa mengakses remote server melalui Internet Explorer. Tidak perlu protokol itu? Disable.
* Windows Audio: menyediakan fitur audio. Bisa di-disable, tapi komputer Anda akan diam seribu bahasa.
* Windows Error Reporting: saat terjadi error, service ini akan jalan dan siap memberitahukan Microsoft bahwa terjadi masalah. Cukup mengganggu, sehingga bisa di-disable.
* Windows Firewall: menyediakan keamanan jaringan dengan memblokir akses masuk atau keluar jaringan, sesuai dengan yang sudah ditentukan. Enable hanya apabila komputer Anda berada di dalam jaringan.
* Windows Management Instrumentation: menyediakan interface untuk script dan aplikasi lain yang mengendalikan berbagai komponen di Vista. Bila di-disable, Internet Connection Sharing, IP Helper, dan Security Center akan turut berhenti.
* Workstation: menyediakan dukungan untuk koneksi yang menggunakan protokol jaringan SMB. Bila di-disable, maka men-disable Windows File Sharing juga.

Tentu saja, dari semua service yang ditampilkan di atas hanya sebagian saja. Bila Anda menginstal aplikasi demi aplikasi, maka pada umumnya jumlah service akan turut bertambah. Setelah mengetahui service mana yang bisa atau ingin di-disable, kita bisa melakukannya lewat Services utility yang masuk ke dalam Microsoft Management Console.

1. Dalam Search box di Start menu, ketikkan services.msc
2. Sebelum mulai men-disable sebuah service, ada baiknya Service tersebut distop terlebih dahulu. Cari service yang Anda inginkan, klik kanan dan pilih Stop.
3. Setelah service-nya stop, klik kanan kembali service tersebut, pilih Properties.
4. Di tabDisabledGeneral., dalam Startup Type ganti menjadi
5. Klik OK Setelah restart, service itu tidak akan di-aktifkan saat booting.

Masih bingung service mana saja yang lebih baik di-disable? syah punya dua daftar service mana yang harus di-disable. Tentu saja ini menurut versi syah. Apabila Anda memiliki pilihan sendiri, silakan! Siapa tahu justru pilihan Anda lebih yahud. Yang pertama adalah pilihan dasar sekali yang bias memaksimalkan performa komputer. Cuma di sini Anda harus mengorbankan fitur-fitur yang membuat Vista terasa nyaman. Berikut adalah daftar service yang bisa di-disable dengan aman:

Application Experience, Program Compatibility Assistant, Application Information, ReadyBoost, Background Intelligent Transfer, Routing and Remote Access, Base Filtering Engine, Security Center, Bluetooth Support, Server, Desktop Window Manager Session Manager, SSDP Discovery, DHCP Client, Superfetch, Diagnostic Policy, Tablet PC Input, Diagnostic System Host, TCP/IP NetBIOS Helper, Distributed Link Tracking Client, Terminal Services, EAPHost, Themes, Function Discover Provider Host, WebClient, Group Policy Client, IKE and AuthIP IPsec Keying, Windows Audio Endpoint Builder, Modules, Windows Defender, IP Helper, Windows Error Reporting Service, Multimedia Class, Windows Firewall, Network Connections, Windows Management Instrumentation, Network List, Network Location Awareness, Windows Search, Offline Files, Windows Time, Policy Agent, Windows Update, Portable Device Enumerator, WinHTTP Web Proxy Auto-Discovery, Workstation.

Seperti sudah dibilang tadi, pilihan service yang bisa di-disable meningkatkan performa, tapi menghilangkan beberapa fitur Vista yang nyaman dan keren. Berikutnya adalah pilihan service yang bisa di-disable secara aman, tapi tidak seekstrim pilihan awal. Atau bisa dibilang menyeimbangkan antara mempercepat waktu boot, dan mendapat fitur keren dari Vista:

Bluetooth Support, IP Helper, DHCP Client, Offl ine Files, Diagnostic Policy, Policy Agent, Diagnostic System Host, Routing and Remote Access, Distributed Link Tracking Client, SSDP Discovery, EAPHost, Tablet PC Input, Function Discovery Provider Host, WebClient, Group Policy Client, Windows Search, IKE and AuthIP IPsec Keying Modules, WinHTTP Web Proxy Auto-Discovery.

Optimalkan Lokasi Boot
Kecepatan membaca sebuah file tergantung dari berapa cepat harddisk Anda, dan ditaruh di mana file tersebut di harddisk. Untuk mempercepat proses boot, tentu saja file yang dipakai untuk boot harus diletakkan di lokasi yang dibacanya paling cepat. Saat kali pertama setelah instal, file boot tersebut masih dalam kondisi bagus alias dalam kondisi tercepat. Namun begitu harddisk mulai terisi sedikit demi sedikit dan Anda melakukan perubahan konfigurasi di sana sini, beberapa dari file boot itu mulai terpencar di mana-mana. Alhasil, saat harddisk ingin membacanya agak tersendat-sendat.

Disk Defragmenter
Baik di XP atau Vista, ada sebuah fitur bernama Prefetch. Fitur ini berfungsi mengoptimalkan lokasi tempat file boot berada dengan bantuan Disk Defragmenter. Cuma masalahnya, optimalisasi tersebut hanya dijalankan saat komputer dalam keadaan idle. Anda tentunya kurang begitu menyadari kapan terakhir kali komputer Anda idle, dan melakukan tugas optimalisasi. Jika Anda iseng ingin mengetahuinya, begini caranya:

1. Bukaregistry editormelalui Search box, dan ketik regedit.
2. Buka_direktori HKEY_LOCAL_MACHINESOFTWARE\Microsoft\WindowsNT\CurrentVersion\Prefetcher, dan agar kita bisa memaksa komputer menjalankan optimalisasi itu sekarang juga, yakni: cari key bernama LastDiskLayoutTimeString. Di situ akan terlihat tanggal dan jam terakhir kapan proses optimalisasi dilaksanakan.

Tadi sudah disinggung bahwa optimalisasi hanya dilakukan dalam keadaan idle. Lalu bagaimana jika kita ingin melakukan optimalisasi sekarang juga? Apa iya kita harus mendiamkan komputer sebentar, sampai komputer masuk ke dalam kondisi idle? Mungkin kelamaan kali ya. Tapi ada cara Agar bias memaksa computer menjalankan optimalisasi ini sekarang juga, yakni :

1. Disearch box yang ada di Start menu, ketik cmd
2. Setelah command prompt terbuka, tuliskan perintah Rundll32.exe advapi32.dll, ProcessIdleTasks

Tingkatkan Kecepatan Harddisk
Lokasi boot tentu sudah pasti berada di harddisk. Setelah lokasi boot tersebut dioptimalkan dan tambah cepat, tentunya lokasi tersebut (harddisk) akan lebih afdol bila turut dioptimalkan juga kinerjanya. Tapi setting-an ini akan optimal apabila harddisk yang dipakai adalah harddisk SATA. Juga karena setting ini akan secara agresif menulis ke cache harddisk, hasilnya akan mempercepat akses ke harddisk, namun memiliki efek samping kehilangan data apabila terjadi mati listrik tiba-tiba. Oleh karena itu, dianjurkan untuk menggunakan perangkat UPS (Uninterruptible Power Supply).

1. Di dalam Windows Explorer, klik kananComputer dan pilih Properties.
2. Di jendela berikutnya yang muncul, pilihlah Device Manager
3. Dalam Device Manager, buka direkori Disk drives, dan pilih harddisk yang ada Windows Vista-nya (jika kebetulan ada lebih dari 1 harddisk).
4. Pilih tab Policies, dan beri centang pada Enable advanced performance.
Sumber di sini


2 komentar:

Muhammad Chandra mengatakan...

mantab bro. .
ajin pinjam ilmunya. .

Batch File Programming | Keajaiban Om Google | Dunia Tips dan Trick | Free Software

Anonim mengatakan...

okay :D mkasih infonya
bermanfaat banget ... (jempol deh)

Posting Komentar